인도네시아 동화
페이지 정보
작성자 마법사 쪽지보내기 메일보내기 자기소개 아이디로 검색 전체게시물 작성일08-02-25 19:08 조회10,570회 댓글2건본문
Anda bisa mengerti nggak pake kamus?
Cobalah... Dongeng ini dari buku untuk sekolah Dasar Kelas 6. MALIN KUNKANG SI ANAK DURHAKA
Di daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bernama Mak Tua dan anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang.
Sejak ditinggal suaminya, Mak Tua menghidupi keluarganya dengan berjualan penganan di pelabuhan, tidak jauh dari rumahnya. Suatu hari Mak Tua sakit. Malin Kundang pun menggantikan ibunya berjualan penganan. Namun, karena belum dikenal pelanggan, dagangannya tidak laku. Ia lalu memutuskan bekerja pada seorang saudagar kaya yang mempunyai beberapa kapal. Ia bahkan tidak sempat lagi memeinta izin pada ibunya. Malin Kundang mulai bekerja di kapal. Mula-mula ia hanya menjadi kelasi. Akan tetapi, karena kecakapan dan keuletannya, kedudukannya terus naik hingga menjadi nakhoda. Malin kundang mulai mengenal lautan. Sebagai nakhoda, dia mengarungi samudra dan menyinggahi pulau-pulau yang jauh untuk berdagang. Namun,suatu ketika kapalnya diamuk badai dahsyat. Semua awak kapal tewas, kecuali Malin Kundung. Ia selamat karena berpegangan pada sepotong kayu. Arus laut membawanya ke tepi pantai. Akhirnya, ia terdampar di sebuah pulau dan diselamatkan oleh penghuni pulau itu. Ternyata, penghuni pulau ini adalah gerombolan bajak laut. Mau tak mau, Malin Kundang bergabung dengan mereka. Namun, secara diam-diam Malin Kundang berencana menaklukkan gerombolan bajak laut ini. Suatu hari gerombolan bajak latu mengarungi samudra untuk melaksanakan aksi mereka. Ketika melihat ada kesempatan, Malin Kundang melumpuhkan gerombolan bajak laut itu satu per satu. Yang memihak kepadanya diajaknya bergabung memulai hidup baru menjadi pedagang. Berkat pengalamannya, akhirnya, Malin Kundang berhasil menjadi saudagar besar. Setelah itu, ia melamar putri Sultan Malaysia yang cantik jelita bernama Azizah. Ia hidup bahagia bersama istrinya itu. Suatu hari istrinya bertanya, "apakah Kanda masih mempunyai orang tua? Siapakah gerangan mereka?" "Orang tua Kanda sudah meninggal. Ayah dan Ibu Kanda masih keluarga bangsawan, seperti Dinda juga," jawab Malin Kundang berdusta. Ia malu mengakui keadaan yang sebenarnya. "Alangkah bahagianya Dinda kalau bisa berziarah ke pusara mereka," kata istri Malin Kundang. Mendengar permintaan istrinya, Malin Kundang bingung. Dengan berbagai alasan, Malin Kundang menolak permintaan istrinya. Akan tetapi, karena istrinya terus mendesak, akhirnya permintaan istrinya itu dikabulkan. Kapal Malin Kundang yang megah berlayar menuju kampuang halamannya di Sumatera Barat. Ketika kapal merapat di dermaga, orang-orang yang tinggal di sekitar peblabuhan ramai-ramai datang untuk menyaksikan kemegahan kapa dan pemiliknya. "Ayo Kanda, kita segera turun mencardi pusara orang tua Kanda!" kata Putri Aziziah. "Kanda sudah lama meninggalkan kampung in sehingga Kanda lupa tempatnya. Biarlah kita utus anak buah mencarinya." jawab malin Kundang. Malin Kundang bermaksud mengelabui istrinya. Anak buahanya akan disuruh pura-pura mencari pusara itu dan melaporkan bahwa pusara yang dimaksud tidak diketemukan. Dengan alasan itu, mereka dapat berputar haluan kembali ke Malaysia. Akan tetapi, wajahnya keburu dikenali oleh orang-orang yang menemut di pinggir kapalnya. Salah seorang dari mereka itu adalah ibunya sendiri. "Anakku, Malin, ternyata kau masih hidup!Sudah bertahun-tahun Ibu menantimu. Oh, Malin, betapa bahagianya Ibu!" seru Mak Tua terbata-bata dengan wajah berseri-seri. Saat melihat ibunya, hati Malin Kundang teriris-iris. Ia sebenarnya ingin berlari merangkul ibunya itu. Akan tetapi, jika itu dilakukan, seluruh sandiwaranya selama ini akan rusak. Bahkan, kemudian timbul rasa jijik kepada ibunya itu. Istrinya yang mendengar seruan Mak Tua bertanya, "Siapakah dia, Kanda?" "Oh, dia pengemis yang sudah gila," jawab Malin Kundang. Mendengar kata-kata malin Kundang itu, hancurlah hati ibunya. "Oh, Malin, meskipun aku sudah tua dan sakit-sakitan, aku tak mungkin salah mengenalimu sebagai anakku, Nak!" Mendengar perkataan yang seperti itu, wajah Malin Kundang merah padam. "Hai, perempuan kotor! Jangan mempermalukan aku! Pergi atau pengawalku akan menyeretmu!" bentak Malin Kundang. Setelah mendengar kata-kata Malin Kundang yang terakhir itu, pupuslah garapan ak Tua. Hatinya perih bagai disayat sembilu. Betapa tidak! Begitu berat penderitaan yang ditanggungnya sepeninggal Malin Kundang. Begitu besar kerinduannya untuk bertemu dengan anak satu-satunya itu. Namun, setelah hari pertemuan tiba, caci maki dan rasa jijiklah yang diterimanya. Mak Tua tak sanggup meneria kenyataan itu. Dengan terhuyung-huyung, ia mundur. " Tuhan, jika dia memang bukan anakku, maafkan aku yang lancang ini! Namun, jika dia benar-benar anak kandungku, jangan biarkan dia hidup dalam dosa!" demikian rintih ibu yang malang itu. Malin Kundang yang gusar segera memerintahkan nakhoda untuk meninggalkan pelabuhan. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, halilintar menyambar-nyambar, hujan turun deras, dan badai mengamuk dengan dahsyat. Dalam waktu singkat, kapal Malin Kundang terbalik dan karam. |
|
댓글목록
비율빈님의 댓글
비율빈 쪽지보내기 메일보내기 자기소개 아이디로 검색 전체게시물 작성일
일단 내립니다.
그리고 읽겠습니다.
수고 하셨습니다.
Satria님의 댓글
Satria 쪽지보내기 메일보내기 자기소개 아이디로 검색 전체게시물 작성일bipa에서 menyimak에 들었던 내용이네요~~자료 감사합니다