Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

VIK Paspampres, Kisah Para Perisai Hidup

Kompas.com - 13/02/2018, 05:05 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari balik sorotan, Paspampres bekerja. Keamanan Presiden, Wakil Presiden, beserta keluarga adalah taruhannya. Sebagai perisai hidup, mereka harus siap menghadapi segala skenario terburuk.

Sejarah mencatat, anggota Paspampres bahkan harus menjadi korban tatkala beberapa granat diledakan saat Bung Karno menghadiri acara sekolah anaknya di Peguruan Cikini tahun 1957. Dari situ, Bung Karno pun mulai memikirkan perlunya pengamanan khusus bagi seorang presiden.

Namun, jauh sebelum itu, kisah perjalanan Paspampres sebenarnya berawal dari niat sukarela delapan orang pemuda pejuang untuk melindungi presiden pertama RI. Pada 3 Januari 1946, mereka menjadi aktor di balik operasi penyelamatan Bung Karno dari Jakarta menuju Yogyakarta.

Tanpa nama satuan khusus, atau pun senjata yang memadai, delapan pemuda itu sukses melakukan sebuah operasi senyap. Tanggal pelaksanaan operasi itu hingga sekarang ditetapkan sebagai hari lahir Paspampres.

Kini, di usia 72 tahun, Paspampres memiliki tantangan yang berbeda. Personel, kemampuan, hingga alutsista pendukung pun terus ditingkatkan.

Seperti apa wajah Paspampres kini? Bagaimana pula kisah menarik Paspampres di setiap kepemimpinan Presiden RI? Simak selengkapnya dalam VIK "Paspampres: Kisah Para Perisai Hidup".

Kompas Video Keselamatan presiden adalah nomor satu. Bagi seorang Paspampres, nyawa pun bisa dipertaruhkan demi melindungi orang paling penting negeri ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com